being helper

|
Di tempatku bekerja, istilah helper mengacu pada tenaga harian yang tidak memiliki keahlian khusus dengan rate bayaran paling rendah diantara jabatan-jabatan lain. Tenaga harian yang tugasnya mengandalkan otot semata (oke, 100% mengandalkan otot mungkin pernyataan yang terlalu berlebihan, kurang lebih 90% otot dan 10% pikiran). Tidak ada yang lebih rendah dan lebih kuli pekerjaannya dari helper. Tidak ada yang ingin berlama-lama menjadi helper. Namun aturannya, sebaian besar orang yang baru mulai bekerja disini mesti memulai karirnya dari awal, atau helper. Tidak terkecuali aku, ketika baru pertama kali menginjakkan kaki bekerja di tempatku bekerja sekarang aku mulai menjabat sebagai helper, sama seperti mereka yang bekerja di lapangan dengan ijazah terakhir SD dan tugasnya hanya mengelap casing turbin. Tanpa mempedulikan status pendidikanku yang DO semester 6 dari universitas terbaik, skill yang aku miliki, daya tangkap yang cepat, etos kerja yang rajin, bla bla bla. But, I'm ok with that, prinsipku bekerja dengan gaji rendah jauh lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali. Lagipula hukum alam akan bekerja dengan sendirinya jika mereka tahu level kompetensiku yang sebenarnya (jika hukum alam tidak berlaku di perusahaan disini, mungkin aku akan pindah kerja).


Setelah enam bulan bekerja, akhirnya atasanku tergugah bahwa aku memang tidak layak lagi disetarakan dengan jabatan helper, jadi aku dinaikkan jabatannya dan menjadi bukan helper lagi. Waktu terus berjalan, dan suatu saat sebuah pikiran melintas.. tas... tas... tas. Ternyata jabatan pertama di tempat pertama aku bekerja adalah isyarat Tuhan atas suatu pekerjaan yang harus kulakukan selama sisa hidupku. Jabatan yang pertama kuanggap rendah merupakan jabatan tertinggi yang pernah terpikir bagiku. Helper secara harfiah berarti penolong, and thats what I'm up for it. Menjadi penolong bagi sesama manusia, dalam bentuk apapun. Being helper mean to help, to help mean to give something useful, and nothing more noble than that.

0 komentar:

Posting Komentar